Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

BAB VII. Manusia dan Keadilan

Pengertian Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf  Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran" . Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil" . Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.

Sesuai kamus Indonesia kata “jujur” memiliki arti : tidak bohong; lurus hati; dapat dipercaya kata-katanya; tidak khianat.Sedangkan kata “bohong” memiliki arti : tidak sesuai dengan bukti dan kebenaran; tidak sesuai dengan kenyataan; dusta. Sedangkan kata “dusta” sendiri memiliki arti : bohong dan ingkar.

Sejarah Kejujuran Vs Kebohongan                                                                         1. Muhammad (nabi), sejak kecil sampai dewasa selalu berperilaku jujur. Kejujurannya ini membawa manfaat bagi Muhammad, dengan dipilihnya dia sebagai orang penengah dalam renovasi ka’bah.2. Ibrahim, berlaku bohong ketika ditanya siapa yang menghancurkan patung-patung raja Namrut. Kebohongannya ini membawa Ibrahim dibakar oleh raja.3. Yunus, ingkar dalam mengajarkan kebenaran kepada umatnya dengan melarikan diri menggunakan perahu. Keingkaran/ kebohongan Yunus ini dibayar dengan diceburkannya Yunus ke laut dan dimangsa ikan.4. Yusuf, kejujurannya terhadap perilaku wanita. Kejujurannya ini membawa Yusuf diangkat menjadi pejabat di kerajaan.5. Presiden RI, diganti ditengah jalan karena banyak bicaranya.6. Manipulator, mulai menuai hasilnya dengan masuk sel.Tahapan belajar kejujuran diatas didasarkan pada pendekatan proses, yaitu bahwa kejujuran bisa dipelajari dan diterapkan. Sedangkan pendekatan statis adalah bahwa kejujuran seorang manusia itu sudah ada dalam diri manusia itu sendiri. Pendekatan ini mengelompokkan manusia menjadi 4 type tingkatan kejujuran.Proses Belajar KebohonganProses belajar bohong adalah sangat mudah. Bohong sekali akan ditutupi dengan bohong tingkat kedua. Bohong tingkat kedua akan ditutupi dengan bohong tingkat ketiga, demikian seterusnya.Kenapa mudah melakukan kebohongan. Karena dalam hidup dan kehidupan ini banyak aturan yang harus dipatuhi. Terhadap aturan yang dilanggar, dibutuhkan alasan untuk pembenaran. Alasan pembenaran yang paling mudah adalah kebohongan.Karena setiap hari belajar bohong dan berbohong maka makin tua seseorang makin padai dan lihai berbohong.Nilai Kejujuran (amanah)Nilai kejujuran merupakan satu dari 5 nilai moral Islam. Nilai moral Islam meliputi : Nilai Pembebasan, Nilai Keluarga, Nilai Kemanusiaan, Nilai Keadilan dan Nilai Kejujuran.Nilai kejujuran dalam moral islam meliputi :· penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat,· dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.Kesimpulan1. Kejujuran adalah landasan dan dasar dari perilaku manusia yang baik2. Kejujuran dan kebohongan pasti menuai hasilnya3. Berbuat dan bekerja dengan hati yang lurus akan memenuhi nilai kejujuran

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar