KRL Sebagai Angkutan Masyarakat Murah dan Cepat
Kereta Rel Listrik (KRL) sebagai angkutan massal yang murah dan cepat,
tidak heran jika KRL menjadi angkutan favorit masyarakat khususnya
wilayah jabotabek.Kepadatan kota Jakarta serta pesatnya pertumbuhan
permukiman di luar kota Jakarta, menimbulkan masalah kemacetan lalu lintas parah
yang mengharuskan para pekerja berangkat lebih awal dan menempuh jarak tempuh
berjam-jam, agar bisa sampai ketempat tujuan. Terutama para pekerja yang menuju
daerah perkantoran seperti sudirman, kuningan, gatot subroto dan daerah pusat
kota lainnya sehingga memaksa masyarakat yang tinggal di pinggiran kota jakarta
itu untuk mencari alternatif angkutan lain. KRL menjadi salah satu alternatif
tersebut, selain murah juga cepat tidak heran KRL menjadi transportasi favorit.
Namun, jumlah rangkaian KRL yang tersedia tidak
sebanding dengan kenaikan jumlah penumpang yang setiap bulannya bertambah. Ketidak
seimbangan ini sering menimbulkan kenekatan bagi sebagian penumpang, yakni
dengan menaiki atap kereta yang berisiko untuk kesetrum dan terjatuh, padahal
sudah ada larangan menaikin atap gerbong.
Sekitar sebulan yang lalu, seorang anak kecil meninggal karena tersengat listrik tegangan tinggi diatas KRL jurusan Bogor - Jakarta. Tetapi peristiwa itu tidak membuat takut para penumpang
untuk terus naik diatap kereta.
Setiap harinya, ratusan ribu penumpang KRL
memenuhi 60 stasiun di wilayah Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek). Jalur yang banyak dilayani kereta rel listrik
adalah Bogor - Jakarta sekitar pukul 6 hingga 8 pagi.
Jenis KRL yang beroperasi itu ada 3, diantaranya
KRL ekonomi, AC Ekonomi dan Expres. Penuhnya kereta setiap pagi hari itu sama,
malah terkadang pintu kereta ac ekonomi yang seharusnya tertutup, sering
dipaksa terbuka karena penuhnya penumpang didalam, acnya pun jadi tidak terasa.
Begitu juga kendala didalam kereta expres, penumpang berjubal didalam agar
pintu bisa tertutup, kenyamanan pun jadi tidak ada lagi di kereta expres yang
tarifnya paling mahal diantara dua KRL lainnya.
Namun, setiap angkutan umum sudah pasti ada
kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan KRL. Contohnya keterlambatan
kereta, permasalahan sinyal, kerusakan pantograf, sampai tidak tersedia
rangkaian kereta menjadi masalah yang sering dialami para penumpang KRL. Masalah
sinyal dan kerusakan pantograf sering sekali terjadi setiap hujan lebat,
sehingga penumpang kesal dan terjadi penumpukan penumpang di stasiun. Begitu
juga dengan ketidak tersediaannya rangkaian, ada sekitar 400 hingga 450 ribu
penumpang Jabotabek yang hanya dilayani sebanyak 228 KRL. Seharusnya PT. KAI mengantisipasi,
mungkin dengan mengganti alat pantograf dan menambah rangkaian. Agar pengguna
kereta api merasa nyaman serta tidak merasa dirugikan dengan kabar akan
dinaikannya tarif KRL.
Tulisan BAB I
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
ini mah kayanya pengalam mbanya deh
hahahaha,,,
yoyoii
^_^
Posting Komentar