Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Tulisan BAB I

KRL Sebagai Angkutan Masyarakat Murah dan Cepat

Kereta Rel Listrik (KRL) sebagai angkutan massal yang murah dan cepat, tidak heran jika KRL menjadi angkutan favorit masyarakat khususnya wilayah jabotabek.Kepadatan kota Jakarta serta pesatnya pertumbuhan permukiman di luar kota Jakarta, menimbulkan masalah kemacetan lalu lintas parah yang mengharuskan para pekerja berangkat lebih awal dan menempuh jarak tempuh berjam-jam, agar bisa sampai ketempat tujuan. Terutama para pekerja yang menuju daerah perkantoran seperti sudirman, kuningan, gatot subroto dan daerah pusat kota lainnya sehingga memaksa masyarakat yang tinggal di pinggiran kota jakarta itu untuk mencari alternatif angkutan lain. KRL menjadi salah satu alternatif tersebut, selain murah juga cepat tidak heran KRL menjadi transportasi favorit. 
Namun, jumlah rangkaian KRL yang tersedia tidak sebanding dengan kenaikan jumlah penumpang yang setiap bulannya bertambah. Ketidak seimbangan ini sering menimbulkan kenekatan bagi sebagian penumpang, yakni dengan menaiki atap kereta yang berisiko untuk kesetrum dan terjatuh, padahal sudah ada larangan menaikin atap gerbong.
Sekitar sebulan yang lalu, seorang anak kecil meninggal karena tersengat listrik tegangan tinggi diatas KRL jurusan Bogor - Jakarta. Tetapi peristiwa itu tidak membuat takut para penumpang untuk terus naik diatap kereta.
Setiap harinya, ratusan ribu penumpang KRL memenuhi 60 stasiun di wilayah Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek). Jalur yang banyak dilayani kereta rel listrik adalah Bogor - Jakarta sekitar pukul 6 hingga 8 pagi.
Jenis KRL yang beroperasi itu ada 3, diantaranya KRL ekonomi, AC Ekonomi dan Expres. Penuhnya kereta setiap pagi hari itu sama, malah terkadang pintu kereta ac ekonomi yang seharusnya tertutup, sering dipaksa terbuka karena penuhnya penumpang didalam, acnya pun jadi tidak terasa. Begitu juga kendala didalam kereta expres, penumpang berjubal didalam agar pintu bisa tertutup, kenyamanan pun jadi tidak ada lagi di kereta expres yang tarifnya paling mahal diantara dua KRL lainnya. 
Namun, setiap angkutan umum sudah pasti ada kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan KRL. Contohnya keterlambatan kereta, permasalahan sinyal, kerusakan pantograf, sampai tidak tersedia rangkaian kereta menjadi masalah yang sering dialami para penumpang KRL. Masalah sinyal dan kerusakan pantograf sering sekali terjadi setiap hujan lebat, sehingga penumpang kesal dan terjadi penumpukan penumpang di stasiun. Begitu juga dengan ketidak tersediaannya rangkaian, ada sekitar 400 hingga 450 ribu penumpang Jabotabek yang hanya dilayani sebanyak 228 KRL. Seharusnya PT. KAI mengantisipasi, mungkin dengan mengganti alat pantograf dan menambah rangkaian. Agar pengguna kereta api merasa nyaman serta tidak merasa dirugikan dengan kabar akan dinaikannya tarif KRL.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

KamilvQ mengatakan...

ini mah kayanya pengalam mbanya deh

Dini Larasati mengatakan...

hahahaha,,,
yoyoii
^_^

Posting Komentar