Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

BAB V

Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

Pelapisan sosial
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata social. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber. (http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial).

Terjadinya Pelapisan Sosial
Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan dalam arti sempit, masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan lain sebagainya
Perbedaan status sosial di masyarakat tentunya akan diikuti pula oleh perbedaan peran yang dimiliki sesuai dengan status sosial yang melekat pada diri seseorang.  Pembedaan-pembedaan inilah yang menimbulkan setiap individu dalam suatu masyarakat menimbulkan adanya pelapisan sosial atau yang lebih dikenal dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial pada kenyataannya adalah seperangkat kerangka konseptual bagaimana memahami dan mendefinisikannya sebagai satu aspek dari organisasi sosial.
Stratifikasi sosial menunjukkan adanya suatu ketidakseimbangan yang sistematis dari kesejahteraan, kekuasaan dan prestise (gengsi) yang merupakan akibat dari adanya posisi sosial (rangking sosial) seseorang di masyarakat. Sedangkan ketidakseimbangan dapat didefinisikan sebagai perbedaan derajat dalam kesejahteraan, kekuasaan dan hal-hal lain yang terdapat dalam masyarakat. Dalam stratifikasi sosial, ketidakseimbangan dikatakan sistematis untuk menggarisbawahi bahwa ketidakseimbangan dibangun di dalam struktur sosial dan bukan merupakan akibat perbedaan individu atau kesempatan yang didapatkan oleh masing-masing individu. Pada kenyataannya, salah satu pengertian dari sosiologi, bahwa stratifikasi menjadi bagian besar dari masyawakat dan bukan sekedar keberuntungan atau usaha personal. Semua masyarakat di dunia modern dipandang sebagai masyarakat yang berlapis berdasarkan kesejahteraan, kekuasaan dan prestise, dan juga berdasarkan atas hal lain seperti gender, ras dan etnis.Setiap masyarakat dimana pun adanya berada dalam suatu lingkup geografi dan budaya tertentu pada dasarnya memiliki struktur sosial yang berbeda satu sama lainnya. Dalam masyarakat pasti memiliki stratifikasi atau pelapisan sosial, tidak peduli masyarakat tersebut dikelompokkan ke dalam masyarakat tradisonal ataupun modern. Hanya saja untuk melihat fenomena ini memerlukan kejeliaan. Pada dasarnya pelapisan sosial sebagai suatu ciri dari masyarakat (kehidupan manusia) baik masyarakat tradisional atau modern. Keadaan ini membutuhkan adanya identitas setiap lapisan masyarakat yang dapat dijadikan simbol bagi status sosial seseorang yang dapat memberikan sejumlah hak dan kewajiban dalam kehidupan.
Pelapisan sosial yang ada dalam masyarakat di samping memberikan status sosial seseorang, entah status sosial tersebut naik (mobilitas sosial vertikal naik) ataupun turun (mobilitas sosial vertikal turun) atau hanya mengalami pergeseran status (mobilitas sosial horizontal), semuanya tersebut juga memiliki peran yang tidak dapat dipisahkan dari status sosial yang melekat pada status yang baru tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Weber, bahwa status sosial seseorang terkait dengan kehormatan yang melekat dalam status tersebut. Kehormatan mungkin dapat dihubungkan ke dalam masyarakat yang serba pluralitas yang akan mengacu terhadap adanya pembedaan status sosial seseorang dalam masyarakat.

Sistem Pelapisan dalam Masyarakat
Sistem Kasta
Sistem kasta memilki karakteristik sistem kelas yang horizontal (strata) yang merefresentasikan area-area fungsional yang terdapat dalam masyarakat. Area-area tersebut meliputi religi (agama), pendidikan, pemerintahan dan bisnis. Masing-masing area kemudian disusun berdasarkan atas tingkat kepentingan fungsional dalam masyarakatnya. Penentuan urutan tersebut terkadang merupakan hasil dari perjuangan kelompok tertentu yang ada dalam masyarakat dan terkadang merupakan hasil penaklukan dari kelompok yang berada di luar masyarakat. Dalam kedua kasus tersebut, sistem distabilkan melalui nilai-nilai dalam masyarakat. Konsep kasta merupakan gejala khas masyarakat feodal, sedangkan kelas tersebut adalah gejala masyarakat pasca-feodal (postkolonial). Sebagai daerah bekas pendudukan Hindu yang bersifat feodalisme, Indonesia masih memiliki ciri dan karakteristik masyarakat yang berbentuk kasta.
Sistem kasta yang masih kental di dunia dapat kita lihat masih ada dalam sistem kemasyarakatan, khususnya di India. Sistem kasta Hindu merupakan bentuk rumit dan kaku dari stratifikasi sosial di dunia ini. Sistem ini kemungkinan juga merupakan fenomena sosial yang paling sedikit dimengerti dalam ilmu sosial. Kasta disini seringkali mirip dengan “klan” jenis kolektif yan lebih lama yang mengasumsikan sebuah fungsi dari asosiasi. Di India, sebenarnya ada lima kasta (satu kelompok sering kali disebut sebagai kelompok yang tidak memiliki kasta) yang berkembang, namun seiring dengan adanya doktrin tradisional yang sering disebut dengan kasta hanya empat yakni Kasta Brahmana (Pendeta), Ksatrya (keluarga raja dan pemimpin kerajaan), Waisya terdiri dari golongan pedagang dan Kasta Sudra yakni para petani, sedangkan Kasta yang tidak memiliki “Kasta” dinamakan dengan sebutan Hariyan. Kasta Sudra memiliki tempat rendah dan dianggap sebagai kasta yang kotor oleh golongan kasta yang ada diatasnya. Dalam Weda, konsep sebenarnya tidak ada, ini hanya merupakan sebuah akal-akalan atau siasat dari kaum Brahmana (kaum terpelajar dan hanya yang diijinkan waktu itu untuk membaca kitab suci atau mendapatkan pendidikan) untuk mempresentasikan dirinya sebagai kasta tertinggi, sedangkan sisanya memiliki kasta yang lebih atau agak dekat dengannya.

Sistem Estate
Bentuk kedua dari stratifikasi sosial adalah sistem estate yang pada dasarnya juga berdasarkan pada sistem kelas tertutup, tetapi lebih longgar bila dibandingkan dengan sistem kasta. Sistem estate mencapai masa kejayaannya pada masa feodalisme di eropa dan masih digunakan oleh beberapa negara yang tetap mempertahnkan sistem aristokrasi atau kepemilikan tanah secara turun temurun (feodalis Eropa). Istilah ”estate” berasal dari terminologi feodal Eropa.
Seperti sistem kasta, sistem estate didasarkan pada urutan posisi berdasarkan atas stratifikasi fungsional. Bedanya adalah area-area fungsional tersebut dianggap sebagai pelengkap dan sama pentingnya. Dengan kata lain, area militer, religius (agama), pemerintah dan ekonomi dianggap sama pentingnya dalam masyarakat. Oleh karenanya area-area fungsional tersebut dianggap sebagai urutan vertikal dari kekuasaan bukan sebagai sebagai urutan horizontal.

Sistem Kelas
Aristotle menggambarkan bahwa didunia ini ada tiga kelas utama yang menyusun kehidupan dan akan selalu tergambar dalam setiap masyarakatnya, pengkategorian kelas menurut Aristoteles ini berdasarkan atas status sosial yang mereka peroleh dari ukuran ekonomi yaitu seberapa besar kekayaan yang dipunyainya. Ketiga kelas tersebut adalah kelas atas (kelas kaya), kelas bawah (kelas miskin) dan kelas yang ketiga, yang berada diantara kelas kaya dan kelas miskin tersebut yakni kelas menengah. Kelas menengah merupakan kelas yang selama ini membuat kestabilan dalam masyarakat. Kelas menengah ini memiliki posisi penting dalam rangka menjaga kestabilan masyarakat.
Istilah kelas pertama kali muncul dan diperkenalkan oleh bangsa Romawi dan sepanjang sejarahnya kelas tersebut selalu mengalami pergeseran arti . Awal mulanya digunakan untuk istilah dalam pembayaran pajak, yang terbagi ke dalam dua kelas, yakni kelas assidui atau golongan kaya dan plotariat atau golongan miskin. Pergeseran selanjutnya adalah istilah yang dipergunakan oleh Marx, khususnya dalam bidang ekonomi yakni untuk menentukan kesenjangan sosial.
Menurut Elster, teori Marx tentang kelas mulai dengan seperangkat kepentingan tertentu yang didefinisikan secara obyektif yang muncul dari hubungan-hubungan penindasan serta dominasi oleh kelompok elite terhadap aset produksi. Obyektifitas manusia mencul akibat adanya pemikiran bahwa orang senantiasa memiliki kepentingan agar tidak menjadi kelompok atau individu yang didominasi oleh kelompok atau individu lain. Peningkatan kepentingan tersebut hanya dapat diraih secara kolektif, atau dalam artian membentuk suatu kelompok yang memiliki karakteristik yang sama atau kepentingan yang sama. Teori ini juga mengkaji tentang kenapa kepentingan obyektif muncul sebagai kepentingan subyektif yang tidak dirasakan oleh sebagian kelompok orang. Teori ini juga mengkaji tentang perjuangan kelas dari masyarakat.
Pasal-Pasal di dalam UUD45 Tentang Persamaan Hak
Hak asasi manusia diatur dalam undang – undang sebagai berikut :
  • Pasal 28 ayat A – J yang mengatur tentang segala bentuk Hak asasi Manusia.
4 pokok hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum pada UUD 45 :
1.     Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hokum.
2.     Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
3.     Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4.     Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.

Elite dan Massa

Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikut sertakan. Dalam pengertian umum
elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan  kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.
Di dalam suatu pelapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kehijaksanaan. Mereka itu mungkin para pejabat tugas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan an lainnya lagi. Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.
Ada dua kecenderungan untuk menetukan elite didalam masyarakat yaitu : perama menitik beratakan pada fungsi sosial dan yang kedua, pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral. Kedua kecenderungan ini melahirkan dua macam elite yaitu elite internal dan elite eksternal, elite internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa. Sedangkan elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi berhubungan dengan problem-problema yang memperlihatkan sifat yang keras masyarakat lain atau mas depan yang tak tentu.
( pdf diktat isd)

Pembedaan elite dalam memegang strategi secara garis besar adalah sebagai berikut :
1.      Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tujuan).
2.      Elite ekonomi, militer, diplomatik dan cendekiawan (mereka yang berkuasa atau mempunyai pengaruh dalam bidang itu).
3.      Elite agama, filsuf, pendidik, dan pemuka masyarakat.
4.      Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis, seperti : artis, penulis, tokoh film, olahragawan dan tokoh hiburan dan sebagainya.
Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tapi sayang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal yang sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai berita dalam pers, atau mereka yang berperan serta dalam suatu migrasi dalam arti luas.
Ciri-ciri massa yaitu keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tignkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BAB II

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT


Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi.. individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu dengan manusia perseorangan.


Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,malainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).


Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yng menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.


Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.


Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan atau proses kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas dan lain-lain.


          Keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yakni keluarga batih atau keluarga inti (conjugal family) dan keluarga kerabat (consanguine family). Conjugal Family atau keluarga batih didasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari seorang suami, istri, dan anak-anak mereka yang belum nikah.
           Lain halnya dengan consanguine family. Keluarga hubungan kerabat sedarah atau consanguine family tidak didasarkan pada pertalian kehidupan suami istri, melainkan pada pertalian darah atau ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat.
           Keluarga kerabat terdiri dari hubungan darah dari beberapa generasi yang mungkin berdiam pada satu rumah atau mungkin pula berdiam pada tempat lain yang berjauhan. "Kesatuan keluarga consanguine ini disebut juga sebagai extended family atau keluarga luas" (Narwoko dan Suyanto, 2004, p. 14).


Macam-Macam Fungsi Keluarga :

  • Fungsi Pengaturan Keturunan
          Dalam masyarakat orang telah terbiasa dengan fakta bahwa kebutuhan seks dapat dipuaskan tanpa adanya prekreasi (mendapatkan anak) dengan berbagai cara, misalnya kontrasepsi, abortus dan teknik lainnya.
Meskipun sebagian masyarakat tidak membatasi kehidupan seks pada situasi perkawinan, tetapi semua masyarakat setuju bahwa keluarga akan menjamin reproduksi.
Karena fungsi reproduksi ini merupaan hakikat untuk kelangsungan hidup manusia dan sebagai dasar kehidupan sesial manusia dan bukan hanya sekadar kebutuhan biologis saja. Fungsi ini didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sosial, misalnya dapat melanjutkan keturunan, dapat mewariskan harta kekayaan, serta pemeliharaan pada hari tuanya. Pada umumnya masyarakat mengatakan bahwa perkawinan tanpa menghasilkan anak merupakan suatu kemalangan karena dapat menimbulkan hal-hal yang negatif. Bahkan ada yang berpendapat bahwa semakin banyak anak semakin banyak mendapatkan rezeki, terutama hal ini dianut oleh orang-orang Cina dan dihubungkan dengan keagamaan, karena semakin banyak anak semakin banyak yang memuja arwah nenek moyangnya.
  • Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
          Fungsi ini untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personality-nya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak dalam masyarakat. Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut, dsb. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan menguasai sarana-sarananya.
Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Karena itulah keluarga merupakan perantara antara masyarakat luas dan individu. Perlu diketahui bahwa kepribadian seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat muda dan yang berpengaruh besar sekali terhadap kepribadian seseorang adalah keluarga, khususnya seorang ibu.
  • Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi
Urusan-urusan pokok untuk mendapatkan suatu kehidupan dilaksanakan keluarga sebagai unit-unit produksi yang seringkali dengan mengadakan pembagian kerja di antara anggota-anggotanya.

Jadi, keluarga bertindak sebagai unit yang terkoordinir dalam produksi ekonomi. Ini menimbulkan adanya industri-industri rumah dimana semua anggota keluarga terlibat di dalam kegiatan pekerjaan atau mata pencaharian yang sama.
Dengan adanya fungsi ekonomi maka hubungan di antara anggota keluarga bukan hanya sekadar hubungan yang dilandasi kepentingan untuk melanjutkan keturunan,
akan tetapi juga memandang keluarga sebagai sistem hubungan kerja.
Suami tidak hanya sebagai kepala rumah tangga, tetapi juga sebagai kepala dalam bekerja. Jadi, hubungan suami-istri dan anak-anak dapat dipandang sebagai teman sekerja yang sedikit banyak juga dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan dalam kerja sama. Fungsi ini jarang sekali terlihat pada keluarga di kota dan bahkan fungsi ini dapat dikatakan berkurang atau hilang sama sekali.

  • Fungsi Pelindung
Fungsi ini adalah melindungi seluruh anggota keluarga dari berbagai bahaya yang dialami oleh suatu keluarga. Dengan adanya negara, maka fungsi ini banyak diambil alih oleh instansi negara.
  • Fungsi Penerus Status
Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hak istimewa. Perubahan status ini biasanya melalui perkawinan. Hak-hak istimewa keluarga, misalnya menggunakan hak milik tertentu, dan lain sebagainya. Jadi, status dapat diperoleh melalui assign status maupun ascribed status.
Assign Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dsb. Sedangkan Ascribed Status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya. (http://organisasi.org/jenis-jenis-macam-mac am-status-sosialstratifikasi-sosial-dalam-masyarakat-sosiologi).
  • Fungsi Pemeliharaan
          Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang makin modern dan kompleks, sebagian dari pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai banyak diambil alih dan dilayani oleh lembaga-lembaga masyarakat, misalnya rumah sakit, rumah-rumah yang khusus melayani orang-orang jompo.
  •  Fungsi Afeksi

Faktor-Faktor Pertumbuhan Penduduk
  1. Faktor Genetik :
  • Faktor Keturunan
  • Bersifat tetap atau tidak berubah
  • Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti tempramen.
  • Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
     2.  Faktor Eksternal / Lingkungan
  • Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
  • Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.

Fungsi Keluarga


           Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan kasih sayang atau rasa dicintai. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa kenakalan yang serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang sama sekali tidak mendapatkan perhatian atau merasakan kasih sayang. Di sisi lain, ketiadaan afeksi juga akan menggerogoti kemampuan seorang bayi untuk bertahan hidup (Horton dan Hunt, 1987,p.227 dalam Narwoko dan Suyanto,2004, p. 217).

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAAT
  • Keluarga
          Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dhidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga).
  • Masyarakat

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan dalam arti sempit, masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan kenyataaan bahwa manusia sebagai makhluk sosial ada kecenderungan untuk melakukan kesalahan sesama manusia. Kecenderungan yang bersifat sosial ini selalu timbul pada diri setiap manusia ada sesuatu yang saling membutuhkan. Dari kenyataan ini kemudian timbullah suatu struktur antar hubungan yang beraneka ragam. Keragaman itu dalam bentuk kolektivitas-kolektivitas serta kelompok-kelompok dan pada tiap-tiap kelompok tersebut terdiri dari kelompok-kelompok yang lebih kecil. Apabila kolektivitas-kolektivitas itu dan kelompok-kelompok mengadakan persekutuan dalam bentuk yang lebih besar, maka terbentuklah apa yang kita kenal dengan masyarakat.
Pada setiap masyarakat, jumlah kelompok dan kesatuan sosial tidak hanya satu, disamping itu individu sebagai warga masyarakat dapat menjadi bagian dari berbagai kelompok dan atau kesatuan sosial yang hidup dalam masyarakat tersebut.

Golongan Masyarakat
  1. Masyarakat Sederhana : Masyarakat yang dalam lingkungannya masih primitif dan pola pembagian kerjanya masih dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
  2. Masyarkat Maju : Memiliki aneka ragam kelompok sosial atau disebut juga organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta kebutuhan tertentu.
Masyarakat Industri dan Non Industri
1. Masyarakat Industri
         Masyarakat Industri adalah masyarakat yang menjalankan aktivitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari teknologi modern, bentuk kongkrit masyarakat modern dapat dilihat dari negara-negara yang sudah maju seperti Amerika dan Eropa. Syarat utama terbentuknya masyarakat industri, dapat dilihat dari adanya modal yang cukup besar, karena dengan modal tersebut dapat digunakan untuk melakukan penelitian, pengajaran ilmu pengetahuan dan pembuat alat-alat industri.
        Ciri-ciri masyarakat industri :
  • Meluasnya produksi massa barang-barang industri dengan menggunakan mesin, yang terpusat di kota besar.
  • Migrasi massal dari pedesaan ke kota-kota (urbanisasi).
  • Peralihan dari pekerjaan sektor pertanian kepada pekerjaan di sektor pabrik.
  • Jumlah penduduk kota yang melek huruf seiring kebutuhan bidang pekerjaan yang lebih komplek.
  • Penemuan teknologi baru seperti film, radio, dan televisi sebagai hiburan kaum urban.

2. Masyarakat non industri
          Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu, :
  • Masyarakat Premier yaitu masyarakat yang interasksinya terjalin lebih intensif, erat dan akrab. Atau bisa juga disebut dengan kelompok face to face grup, sebab para anggota sering berdialog, maka hubungan mereka lebih akrab dan erat.
  • Masyarakat Sekunder yaitu, masyarakat yang anggota kelompoknya terpaut hubungan tak langsung, formal dan kurang berfisat kekeluargaan. Mka itu ineraksi dan pembagian kerja berdasarkan pertimbangan rasional serta objektif.

HUBUNGAN INDIVIDU, MASYARAKAT DAN KELUARGA

           Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu dalam proses perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya.
           Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah-tengah masyarakat. Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
   
          Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu  menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
          Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
          Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok  atau anggota masyarakat.

URBANISASI DAN PROSESNYA
           Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau tidak menetap.

Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan (http://id.wikipedia.org/wiki/urbanisasi).
           Proses terjadinya urbanisasi bisa dilihat jelas ketika hari raya Idul Fitri, banyak pemudik yang membawa serta sanak saudaranya dari desa ke kota, hal ini dikarenakan masyarakat pedesaan berpendapat di kota lebih banyak industri serta pusat perbelanjaan sehingga kesempatan mendapat lahan perkerjaan lebih mudah dan dapat meningkatnya taraf hidup mereka. Selain itu faktor pendidikan juga menjadi alasan munculnya urbanisasi, karena fasilitas pendidikan di kota lebih lengkap dan memadai dari pada di desa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tulisan BAB I

KRL Sebagai Angkutan Masyarakat Murah dan Cepat

Kereta Rel Listrik (KRL) sebagai angkutan massal yang murah dan cepat, tidak heran jika KRL menjadi angkutan favorit masyarakat khususnya wilayah jabotabek.Kepadatan kota Jakarta serta pesatnya pertumbuhan permukiman di luar kota Jakarta, menimbulkan masalah kemacetan lalu lintas parah yang mengharuskan para pekerja berangkat lebih awal dan menempuh jarak tempuh berjam-jam, agar bisa sampai ketempat tujuan. Terutama para pekerja yang menuju daerah perkantoran seperti sudirman, kuningan, gatot subroto dan daerah pusat kota lainnya sehingga memaksa masyarakat yang tinggal di pinggiran kota jakarta itu untuk mencari alternatif angkutan lain. KRL menjadi salah satu alternatif tersebut, selain murah juga cepat tidak heran KRL menjadi transportasi favorit. 
Namun, jumlah rangkaian KRL yang tersedia tidak sebanding dengan kenaikan jumlah penumpang yang setiap bulannya bertambah. Ketidak seimbangan ini sering menimbulkan kenekatan bagi sebagian penumpang, yakni dengan menaiki atap kereta yang berisiko untuk kesetrum dan terjatuh, padahal sudah ada larangan menaikin atap gerbong.
Sekitar sebulan yang lalu, seorang anak kecil meninggal karena tersengat listrik tegangan tinggi diatas KRL jurusan Bogor - Jakarta. Tetapi peristiwa itu tidak membuat takut para penumpang untuk terus naik diatap kereta.
Setiap harinya, ratusan ribu penumpang KRL memenuhi 60 stasiun di wilayah Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek). Jalur yang banyak dilayani kereta rel listrik adalah Bogor - Jakarta sekitar pukul 6 hingga 8 pagi.
Jenis KRL yang beroperasi itu ada 3, diantaranya KRL ekonomi, AC Ekonomi dan Expres. Penuhnya kereta setiap pagi hari itu sama, malah terkadang pintu kereta ac ekonomi yang seharusnya tertutup, sering dipaksa terbuka karena penuhnya penumpang didalam, acnya pun jadi tidak terasa. Begitu juga kendala didalam kereta expres, penumpang berjubal didalam agar pintu bisa tertutup, kenyamanan pun jadi tidak ada lagi di kereta expres yang tarifnya paling mahal diantara dua KRL lainnya. 
Namun, setiap angkutan umum sudah pasti ada kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan KRL. Contohnya keterlambatan kereta, permasalahan sinyal, kerusakan pantograf, sampai tidak tersedia rangkaian kereta menjadi masalah yang sering dialami para penumpang KRL. Masalah sinyal dan kerusakan pantograf sering sekali terjadi setiap hujan lebat, sehingga penumpang kesal dan terjadi penumpukan penumpang di stasiun. Begitu juga dengan ketidak tersediaannya rangkaian, ada sekitar 400 hingga 450 ribu penumpang Jabotabek yang hanya dilayani sebanyak 228 KRL. Seharusnya PT. KAI mengantisipasi, mungkin dengan mengganti alat pantograf dan menambah rangkaian. Agar pengguna kereta api merasa nyaman serta tidak merasa dirugikan dengan kabar akan dinaikannya tarif KRL.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BAB I

PERTUMBUHAN PENDUDUK 

Penduduk adalah semua orang atau individu yang tinggal di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang tinggal kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Perubahan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh faktor demografi ada tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi. Sedangkan perubahan lainnya disebabkan oleh faktor nondemografi ialah kesehatan dan pendidikan.    
  • Fertilitas (Kelahiran)   
          Fertilitas adalah banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.     
  • Mortalitas (Kematian)
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang sangat mempengaruhi perubahan jumlah penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
  • Migrasi  
Migrasi ialah berpindahnya sekelompok individu dengan tujuan untuk tinggal dari suatu tempat ke tempat lain. Sehingga migrasi ini sering disebut sebagai perpindahan yang tergolong permanen dari suatu daerah ke daerah lainnya.  Migrasi antar bangsa atau biasa disebut dengan migrasi internasional tidak terlalu memberikan pengaruh dalam menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali Pada umumnya orang yang datang dan pergi antarnegara boleh dikatakan berimbang saja jumlahnya. Semua peraturan atau perundang-undangan yang dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat bagi seseorang untuk bisa menjadi warga negara atau menetap secara permanen di suatu negara lain. Oleh sebab itu tidak banyak penduduk yang melakukan migrasi dari satu negara ke negara lain, kecuali ada masalah bencana alam yang menyebabkan penduduknya harus mengungsi. 

Jenis - Jenis Migrasi :   

  1. Migrasi lokal/nasional ialah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah yang lain tetapi masih dalam satu negara. Contohnya urbanisasi, transmigrasi dan sirkulasi.    
  2. Migrasi internasional ialah perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain.
           Terjadinya migrasi disebabkan oleh berbagai factor, dari daerah asal misalnya tanah yang kurang subur, penghasilan rendah di daerah tempat asal akan menyebabkan migran berpindah, namun juga sifat kekeluargaan dan hubungan erat antar tetangga di daerah asal akan menjadi faktor migran berat untuk meninggalkan daerah asalnya Upah yang tinggi, kesempatan kerja yang menarik di daerah tempat tujuan migran merupakan faktor penarik untuk datang kesana namun ketidakpastian, resiko yang mungkin dihadapi, pemilikan lahan yang tidak pasti dan sebagainya merupakan faktor penghambat untuk pindah ke tempat tujuan migran tersebut.

Struktur Penduduk Indonesia :   

  1. Umur 0-14 tahun dinamakan usia muda (usia belum produktif). Jika suatu wilayah atau Negara sebagian besar penduduknya berusia muda, wilayah atau Negara termasuk dalam struktur penduduk muda.
  2. Umur 15-64 tahun dinamakan usia dewasa (usia produktif atau usia kerja). Jika suatu wilayah atau Negara sebagian besar penduduknya berusia muda, wilayah atau Negara termasuk dalam struktur penduduk dewasa.
  3. Umur 65 tahun dan lebih lebih dinamakan usia tua (usia tidak produktif). Jika suatu wilayah atau Negara sebagian besar penduduknya berusia muda, wilayah atau Negara termasuk dalam struktur penduduk tua. 
           Pertumbuhan penduduk dapat digambarkan oleh piramida penduduk .Piramida penduduk adalah grafik yang mengambarkan distribusi penduduk menurut usia dan jenis kelamin dalam negara atau wilayah tertentu. Tujuan pembuatan piramida peduduk adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan, mengetahui keadaan jumlah penduduk di waktu yang akan dating, untuk mengetahui struktur umur penduduk suatu negara.  

Bentuk- bentuk piramida penduduk: 
  1. Piramida penduduk muda berbentuk limas, piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa.
  2. Piramida penduduk stasioner  atau tetap berbentuk granat Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa.
  3. Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa.
           Sedangkan rasio ketergantungan penduduk Indonesia adalah jumlah perbandingan yang didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan  jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Kebudayaan Indonesia :

           Pada awalnya kata kebudayaan itu pertama kali berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti akal. Sehingga kebudayaan bias diartikan dengan hasil dari akal dan perbuatan manusia. Dalam bahasa Inggris    juga dapat diartikan lagi, kebudayaan ialah culture, berasal dari kata culure (bahasa Yunani) yang berarti mengerjakan tanah. Karena dengan mengerjakan tanah atau mengolah tanah, manusia mulai sebagai penghasil makanan. Dari hal ini maka manusia telah mengolah tanah dan meninggalkan kehidupan yang hanya memungut hasil alam saja.
           Sebenarnya definisi kebudayaan yang tepat itu sangat sukar karena begitu banyak orang mendefinisikan dalam artian yang berbeda. Ada beberapa tokoh yang mengartikan kebudayaan yaitu :
  • Ki Hajar Dewantara   
            Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan pengihidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
  • E.B. Tylor   
           Dalam buku yang berjudul Primitive Culture, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang lain, serta kebiasaan yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat. 

Perkembangan Kebudayaan Islam, Hindu dan Budha  :

Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia sangat cepat hal ini dipengaruhi juga karena faktor Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan adat istiadat. Indonesia terbentuk dari beberapa suku atau kelompok diantaranya suku Jawa, Sunda, Maluku, dan lain sebagainya. Setiap suku atau kelompok tersebut sudah pasti memiliki kebudayaan mereka masing-masing. Kebudayaan suku di Indonesia sudah mulai terbentuk dari jaman dahulu kala. Antara lain tarian, upacara adat sampai dengan kepercayaan atau bisa disebut agama. Namun di jaman seperti sekarang ini, khususnya daerah perkotaan sudah jarang ditemui kebiasaan atau adat yang mengikat karena sudah dipengaruhi oleh kebudaan modern yang masuk ke Indonesia. Kebudayaan modern itu dibawa oleh bangsa barat yang datang ke Indonesia. Tetapi sebagian besar daerah pedalaman Indonesia masih menerapkan adat yang mengikat itu. Contohnya pada acara pernikahan, beberapa diantara mereka sudah menghilangkan upacara adat dalam prosesi pernikahan, sebab selain repot, biaya yang dipersiapkan juga besar.            
             Kebudayaan yang ada di Indonesia juga mengenai kepercayaan atau agama. Awal mula masuknya agama ke Indonesia adalah pada perkiraan tahun 100-400 M. sejarah bahwa Islam di Indonesia disebarkan oleh para saudagar dari bangsa Gujarat dan Benggali. Akan tetapi, tidak diragukan pula bahwa orang-orang Arab juga mengambil bagian penting dalam proses pengislaman bumi nusantara ini dikarenakan :  
  1. Orang-orang Arab telah membuat pemukiman di berbagai daerah pantai di India dan berangsur-angsur menjadi pusat penyebaran Islam.
  2. Para pedagang tersebut merantau ke bumi nusantara ini dengan peran ganda di samping pedagang mereka juga muballigh.             
Menurut Badad Tanah Djawi, 10 penyebaran Islam di Jawa dilakukan oleh walisongo. Para wali memiliki pesantren sebagai para satri belajar agama islam. Perkembangan Islam di luar Jawa relatif lebih cepat penyebarannya karena :
  1. Tidak banyak berhadapan dengan budaya-budaya lain kecuali budaya Hindu-Budha. 
  2. Islam menghadapi suasana yang kompleks dan halus yang dipertahankan oleh para penguasa/raja.
  3. Perkembangan Islam di tanah Jawa menghadapi dua jenis lingkungan budaya. Budaya petani lapisan bawah yang merupakan bagian kelompok terbesar yang masih dipengaruhi oleh animisme-dinamisme dan kebudayaan Istana yang merupakan tradisi agung yang merupakan unsur filsafat Hindu-Budha yang diperhalus budaya lapis atas.            
           Penyebaran Islam di Jawa untuk beberapa abad tidak mampu menembus benteng pengaruh kerajaan Hindu yang kejawen. Penyebaran Islam harus merangkak dari kalangan bawah, yaitu ke daerah-daerah pedesaan sepanjang pesisir yang pada akhirnya melahirkan komunitas baru yang berpusat di pesantren.           Watak penetrasi dakwah Islam secara damai dan mengajarkan nilai persamaan (equality) menjadi pemicu Islam mudah diterima kelompok masyarakat kecil. Konsep stratifikasi sosial (kasta) dalam agama Hindu bagi mereka sudah tidak menarik lagi. Pengharapan kepada mereka untuk diperlakukan sama dan terbebas dari struktur sosial yang tidak menguntungkan mereka. Dalam konteks politik, kekuatan Islam lambat laun menjadi kekuatan politik, yaitu sebagai kekuatan oposisi (counter hegemony) dari kekuasaan Hindu-Budha.

Kebudayaan Barat :              

            Kebudayaan Barat saat ini banyak mempengaruhi nasionalisme di Indonesia, setiap hal ada yang positif dan juga negatif, begitu juga dengan kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia. Hal positifnya ialah berkembanganya ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi serta ilmu pengetahuan di negara Eropa dan Amerika sangat maju, maka tidak heran banyak mahasiswa indonesia berlomba-lomba untuk mendapatkan beasiswa guna belajar ke luar negeri. Namun hal negatif yang muncul dari, karena mereka maju di bidang teknologi dan informasi, maka dengan bidang itu juga mereka memberikan dampak negatif kepada kebudayaan timur indonesia, contohnya melalui jaringan global internet, iklan-iklan perdagangan dan hal-hal lain yang dikemas untuk menggambarkan kesejahteraan dan kemewahan, juga dimanfaatkan sebagai cara untuk menyebarluaskan kebudayaan Barat. Konsumerisme termasuk fenomena lain yang menjadi dasar kebudayaan Barat saat ini. Sementara di Timur, penghematan, konsumsi dengan cara yang seimbang, dipandang sebagai nilai positif. Tetapi media-media barat, dengan menggunakan berbagai fasilitasnya, berusaha menanamkan sifat konsumerisme seluas mungkin kepada masyarakat Timur. Untuk melawan dan menghadapi serangan-serangan budaya barat yang negatif itu, maka mula-mula masyarakat harus pintar mengenali atau memilah yang mana yang sesuai dengan nilai-nilai nasionalisme serta nilai agama yang telah ada, sehingga mereka mengetahui bahwa identitas rakyat indonesia yang sebenarnya berada dalam lingkup nilai-nilai maknawi dan adat istiadat ketimuran.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS