Pemuda dan Sosialisasi
Pengertian Pemuda
Dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesian, pemdua selalu menempati peran yang sangat strategis dari
setiap peristiwa penting yang terjadi. Bahkan dapat dikatakan bahwa pemuda
menjadi tulang punggung dari keutuhan perjuangan melawan penjajahan Belanda dan
Jepang ketika itu. Peran tersebut juga tetap disandang oleh pemuda Indonesia
hingga kini, selain sebagai pengontrol independen terhadap segala kebijakan
yang dibuat oleh pemerintah dan penguasa, pemuda Indonesia juga secara aktif
melakukan kritik, hingga mengganti pemerintahan apabila pemerintahan tersebut
tidak lagi berihak ke masyarakat.
Secara
hukum pemuda adalah manusia yang berusia 15 – 30 tahun, secara biologis yaitu
manusia yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya
perubahan fisik, dan secara agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil
baligh yang ditandai dengan mimpi basah bagi pria biasanya pada usia 11 – 15
tahun dan keluarnya darah haid bagi wanita biasanya saat usia 9 – 13 tahun.
Pemuda
adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam – macam
harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda
diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan
generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.
Di
dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya
yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan bangsanya.
Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi diartikan
sebagai sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang
individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup,
nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat
diterima oleh masyarakatnya.
Proses Sosialisasi
Sosialisasi dapat
terjadi melalui interaksi social secara langsung ataupun tidak langsung. Proses
sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok social, seperti keluarga, teman
sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media massa. Adapun media
yang dapat menjadi ajang sosialisasi adalah keluarga, sekolah, teman bermain
media massa dan lingkungan kerja.
- Keluarga
Pertama-tama yang
dikenal oleh anak-anak adalah ibunya, bapaknya dan saudara-saudaranya.
Kebijaksanaan orangtua yang baik dalam proses sosialisasi anak, antara lain :
- berusaha dekat dengan anak-anaknya
- mengawasi dan mengendalikan secara wajar agar anak tidak merasa tertekan
- mendorong agar anak mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk
- memberikan keteladanan yang baik
- menasihati anak-anak jika melakukan kesalahan-kesalahan dan tidak menjatuhkan hukuman di luar batas kejawaran
- menanamkan nilai-nilai religi baik dengan mempelajari agama maupun menerapkan ibadah dalam keluarga.
- Sekolah
Pendidikan
di sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat
berlangsungnya proses sosialisasi secara formal. Robert Dreeben berpendapat
bahwa yang dipelajari seorang anak di sekolah tidak hanya membaca, menulis, dan
berhitung saja namun juga mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme (universal) dan kekhasan /
spesifitas (specifity).
- Teman bermain
Kelompok bermain
mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan kepribadian anak.
Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Puncak pengaruh teman bermain adalah masa remaja. Para remaja berusaha untuk
melaksanakan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku bagi kelompoknya itu berbeda
dengan nilai yang berlaku pada keluarganya, sehingga timbul konflik antara anak
dengan anggota keluarganya. Hal ini terjadi
apabila para remaja lebih taat kepada nilai dan norma kelompoknya.
- Media Massa
Media massa seperti
media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun
media elektronik (televisi, radio, film dan video). Besarnya
pengaruh media massa sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang
disampaikan.
Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di
Masyarakat
Di Indonesia ada slogan
yang menyatakan pemuda harapan bangsa atau maju mundurnya suatu bangsa
tergantung pada Pemudanya. Beberapa
slogan diatas menunjukkkan bahwa pemuda atau Mahasiswa memang akan akan menjadi
penerus dari generasi sekarang. Generasi sekarang jelas akan termakan usia,
Pemuda/Mahasiswa sebagai generasi penerus akan melanjutkan dan memikul segala
beban dan akibat dari generasi sekarang. Karena Para Pemuda/Mahasiswa adalah
calon pemimpin masa depan.
Diakui atau tidak peran Pemuda/Mahasiswa memang sangat strategis dalam perubahan sosial. Ide-ide Pemuda/Mahasiswa sering dianggap sebagai suara rakyat, karena kedekatan sosial mereka dengan Masyarakat bawah.
Diakui atau tidak peran Pemuda/Mahasiswa memang sangat strategis dalam perubahan sosial. Ide-ide Pemuda/Mahasiswa sering dianggap sebagai suara rakyat, karena kedekatan sosial mereka dengan Masyarakat bawah.
Pemuda/Mahasiswa juga
dianggap sebagai pemecah kebuntuan terhadap masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat dan juga pembawa perubahan ke arah yang lebih baik. Pemuda/Mahasiswa
sebagai Agent of Charge. Pembaharuan ini berarti modernisasi dimana hasil
perubahannya menunjukkan hasil yang lebih baik. Pemuda/Mahasiswa dikatakan sebagai
Agent Of Change karena Pemuda/Mahasiswa dapat berfungsi sebagai bagian dari
masyarakat yang mampu mendorong, memotivasi, dan mempelopori terjadinya
pembaharuan. Selain itu, Pemuda/Mahasiswa juga sebagai bagian dari Masyarakat
yang dinilai memiliki intlektual dan memiliki pengetahuan yang lebih
dibandingkan dengan Masyarakat pada umumnya karena lingkungan yang berbeda.
Pemuda dan Identitas
Pengertian Pokok Pengembangan
dan Pembinaan Generasi Muda.
Berdasarkan uraian yang
telah dikemukakan di atas, maka dapat kami simpulkan bahwa pengertian pokok
pengembangan dan pembinaan generasi muda adalah sebagai berikut :
- Bahwa sesungguhnya pembinaan dan pengembangan generasi muda harus dimulai tahap yang sangat dini baik oleh keluarga, lembaga pendidikan dan lingkungan masyarakat pada umumnya.
- Bahwa pembinaan dan pengembangan muda bukan hanya memerlukan pendidikan fisik saja, melainkan pembinaan mental dan sosialnya.
Masalah-Masalah
Generasi Muda :
- Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
- Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depanny
- Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
- Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja
- Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
- Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
- Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
- Pergaulan bebas
- Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
- Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
Tujuan Pokok Sosialisasi
:
- Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat
- Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
- Pengendalian fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
- Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umumnya.
Perguruan dan Pendidikan
Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi.
Perguruan tinggi adalah satuan
pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi.Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.
Di Indonesia, perguruan
tinggi dapat berbentuk akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi dan universitas. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dengan program pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1) magister (S2), doktor (S3), dan spesialis.