Masyarakat Pedesaan dan
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
sebagai suatu kelompok individu-individu yang terorganisasi serta berfikir
tentatang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda.
Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan dalam hidup
bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan
dalam arti sempit, masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh
aspek-aspek tertentu, misalnya teritorial, bangsa, golongan dan lain sebagainya.
Sekelompok manusia
dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan,
serta sistem/aturan yang sama. Dengan
kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudia berinteraksi sesama mereka
berdasarkan kemasyarakatan.
Berdasarkan mata pencaharian.para pakar ilmu sosial membagi: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Berdasarkan struktur politiknya masyarakat dibagi berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, dan masyarakat negara.
Berdasarkan mata pencaharian.para pakar ilmu sosial membagi: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Berdasarkan struktur politiknya masyarakat dibagi berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, dan masyarakat negara.
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat Perkotaan sering juga disebut dengan
Urban Community. Pengertian yang mendasar dapat juga didasarkan pada sifat
kehidupan serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ciri-Ciri Masyarakat Perkotaan :
1. Dari kehidupan beragama berkurang
dibanding dengan kehidupan keagamaan di desa.
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
3. Pembagian kerja diantara warga-warga kota
juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4. Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan
juga lebih banyaj diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5. Perubahan-perubahan tampak nyata
dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh
dari luar.
- Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
Perbedaan Msyarakat kota dan Masyarakat desa :
1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap
Alam, Masyarakat pedesaan berhubungankuat dengan alam, karena lokasi
geografisnya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan banyak
ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang
tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian, Pada
umumnya mata pencaharian di daerah pedesaan adalah bertani tapi tak sedikit
juga yang bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak
lepas dari kegiatan usaha.
3. Ukuran Komunitas, Komunitas pedesaan
biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk, Penduduk desa
kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan degan kepadatan penduduk kota,
kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan degan klasifikasi
dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan Heterogenitas, Homogenitas
atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan,
adat-istiadat dan perilaku nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan
dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri
dari orang-orang degan macam-macam perilaku dan juga bahasa, penduduk di kota
lebih heterogen.
6. Diferensiasi Sosial, Keadaan heterogen
dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam difrensi
sosial.
7. Pelapisan Sosial, Kelas sosial di dalam
masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas
yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua
tingkat kelas ekstrem dari masyarakat
(http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090728050107AA1zSHX).
Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat pedesaan
dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain.
Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat.
Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota
tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan
seperti beras sayur mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan
sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya
saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau
perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah
pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah.
Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen
mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang
tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa
cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam
hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin
menentukan kehidupan perdesaan.
Ciri – Ciri Masyarakat Desa :
1.
Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih
sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam sikap dan
perbuatan tolong menolong, menyatakan simpati terhadap musibah yang diderita
orang lain dan menolongnya tanpa pamrih.
2.
Orientasi kolektif sifat ini merupakan konsekuensi
dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka
menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, intinya semua
harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
3.
Partikularisme yang pada dasarnya adalah semua hal
yang ada hubungannya dengan perlakuan khusus terhadap suatu tempat atau daerah
tertentu (kepercayaan yang terkadang bersifat mistis atau mitos).
4.
Askripsi yaitu sifat khusus yang tidak diperoleh
berdasarkan suatu usaha, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan
atau keturunan (turun temurun).
5. Masyarakat desa
menggunakan bahasa tidak langsung, untuk menunjukkan sesuatu.
0 komentar:
Posting Komentar